Jakarta, Kabar-Merdeka.com - Dana bantuan sosial alias bansos yang dikucurkan pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk masyarakat miskin banyak yang salah sasaran.
Fakta tersebut terungkap usai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya penerima bansos menggunakan dana yang diterimanya untuk main judi online (judol).
Bahkan, terungkap juga indikasi penerima bansos terlibat pendanaan terorisme, korupsi, hingga narkotika.
Sebuah pil pahit yang harus ditelan masyarakat di tengah perjuangan hidup dengan kondisi ekonomi yang serba sulit. Namun, sangat disayangakan sebagian orang miskin lainnya justru melakukan kesalahan yang membuat mereka kian terpuruk.
Menyikapi persoalan tersebut, Kemensos pun bergerak untuk melakukan pendalaman terkait temuan bansos tersebut dengan evaluasi yang hingga kini terus berjalan dan belum memberikan hasil.
“Kami sekarang masih melakukan pendalaman apakah memang benar dia yang pakai untuk hal-hal itu atau rekeningnya dijual ke orang lain atau dimanfaatkan orang lain. Itu yang sedang kita dalami,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Kemensos, jelas pria yang akrab di sapa Gus Ipul, melakukan evaluasi penerima bansos yang disalurkan setiap tiga bulan sekali. Menurutnya, hal itu sebagai upaya untuk melihat apakah penerima bansos sudah tepat sasaran atau belum.
“Jadi kita evaluasi per 3 bulan. Kita enggak setahun penuh, pasti ada evaluasi. Bisa jadi misalnya di triwulan 1 itu dia dapat, di triwulan dua enggak dapat, triwulan 3 enggak dapat,” jelasnya.
Gus Ipul menyebut, apabila hasil pendalaman yang dilakukan penerima bansos tersebut memang berkaitan dengan temuan PPATK, pihaknya memastikan nama yang bersangkutan akan dicabut sebagai penerima bansos.
“Nanti pada saatnya akan kita sampaikan hasil pendalamannya,” sebutnya.
“Kita cabut kalau memang benar dipakai judol dan hal-hal lainnya. Ini sebagai upaya menuju bansos tepat sasaran,” tegas Gus Ipul. (IK)
Comments0